Hari Senin dan Ilusi Part. I

Saturday, December 8, 2012

Hari Senin dan Ilusi
part. I
***
Ini bukan ceritaku tapi aku dengan senang hati menceritakannya padamu.
Ini cerita tentang dia dan ‘ilusi’. Maksudnya? Mungkin inilah pertanyaan pertama yang kalian tanyakan tapi abaikanlah. Mulailah gerakan matamu mengikuti alur cerita ini. Biar kau tahu sendiri cerita apa ini dan maksud dari kalimat pernyataan tadi. bukannya aku pelit berbagi informasi, hanya ingin sedikit biarkan kalian berfantasi, dengan khayal diri sendiri.
 
Aku tahu kalian mulai tak sabar. Risih dengan awal yang panjang lebar. Tapi aku sendiri tak paksa kalian untuk membaca. Jika kalian risih palingkan wajah dari layar kaca. Entah itu ponselmu atau televisi, karena cerita ini belum tentu berisi.***
Hari Senin bukanlah hari yang menyenangkan, terutama bagi pelajar. Padahal jika dipikirkan apa
salahnya hari Senin? Bukan dia yang meminta untuk menjadi hari setelah Minggu. Bukan dia juga yang meminta jadi hari pertama dari hari kerja. Tega sekali orang membencinya. Setidaknya itulah yang ada di dalam otak Farren atau nama lengkapnya Farren Oktavio.
 
Farren memang hanya siswa biasa tapi setidaknya dia punya satu kelebihan yang lumayan ia banggakan, bahwa ia menyukai hari Senin. Baginya hari Senin adalah hari pertama kita memulai aktivitas kembali yang tak kita tahu apa yang akan menanti. Itulah yang dinanti-nanti Farren meski ia hanya anak kelas XI SMA biasa.

“Woy Ren, tumben lu pagi-pagi ke kantin hari Senin, biasanya kan hari Senin lu duduk manis diem di kelas,” sebuah suara menyadarkan Farren dari lamunannya. Ia hampir saja lupa kalau ia sedang duduk menikmati bakso mang Ujang di kantin pagi-pagi sekali. Tahu-tahu baksonya sudah dingin.

“Eh, elu Mor, tumben. Biasanya nangkring di kelas Dian dulu. Eh, traktir gue yah? Lagi tipis nih dompet gue! Hehe,” dengan tampang santai Farren langsung ‘memalak’ temannya yang bernama Mori itu.

“Ah! Elu mah tiap ada gue ngakunya tuh dompet tipis mulu! Nyatanya tipis sih iya, tapi isinya yang lembar warna merah lima!” jawab Mori sewot tapi tetap saja ia sambil memesan langsung membayar makan untuk mereka berdua di kasir. “Iya nih, gue lagi bete sama si Dian. Lagi deket dia sama cina kesasar, Gilang!” lanjut Mori setelah kembali duduk.
 
Farren diam. Memang ada masalah antara dia dengan Gilang. Entah kenapa Gilang suka sekali mencari masalah dengan Farren. Gilang merupakan orang Bandung asli tapi entah kenapa wajahnya seperti wajah oriental sehingga banyak perempuan menyukainya karena keimutannya. Tapi Farren sendiri jarang menanggapi Gilang yang sering bertingkah menyebalkan, ia hanya heran.

Bukan hanya Farren yang heran, Mori juga sama. Padahal jika dilihat Farren jelas lebih besar dari Gilang, tapi Gilang masih saja suka menantang Farren. Mungkin karena Farren terlihat sangat biasa dan seolah tidak dapat melawan. Belum lagi ia sering menutupi matanya dengan poni dan kacamata, salah satu hal yang membuat Mori iri karena Farren selalu lolos dari gunting maut guru BP mereka, pak Sonon.
***
Hari pun bergulir berganti menjadi hari Selasa. Bukan hari kesukaan Farren karena hari ini ada pelajaran sejarah. Farren sangat lemah dalam berhapal, tulisannya jelek, dan suaranya datar. Sangat tidak cocok untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sastra dan sejarah tapi ia lumayan bisa mengerti hitungan. Setidaknya berada di peringkat 10 besar sudah cukup lumayan.

Saat sibuk mencari penghapus di kolong meja, ia menemukan sebuah kertas yang telah diremas. Entah apa dan kenapa, seolah tertarik oleh medan magnet yang diciptakan oleh kertas itu, Farren membuka remasan kertas itu.

Buat siapapun yang baca surat ini

Hei, kenalin, gue cuma pengen kenalan

Oh ya, apa lu tau kalau hari ini bakal ada hujan?

Setelah hujan bakal muncul pelangi

Well, denger-denger guru TIK ga bakal masuk karena sakit perut

Mungkin dia diare kali

Hmm… ngomong-ngomong gimana kabar lu?

Senang bisa kenalan ^~^
 
Farren terkikik geli membaca tulisan di dalam remasan kertas tersebut, mungkin orang yang menulis ini adalah anak kelas dua belas yang tiap sore saat pelajaran tambahan belajar dan duduk disini. Maklum, saat mendekati ujian tiap sore anak kelas dua belas harus turun.
 
Awalnya Farren ingin mengabaikan kertas itu tapi tanpa sadar ia membalas surat itu. Entah kenapa Farren jadi penasaran, siapa gerangan penulisnya? Seperti apa orangnya? Kenapa ia bisa seyakin itu bahwa suratnya akan dibalas?
+to be continued+

4 comments:

  1. Unknown said...:

    Ahhh ini cerita menarik untuk dilanjutkan sekilat kilatnya!!!
    Ayooo lanjut kilat yaaa u,u
    Penasaran siapa org yg menulis surat itu....

  1. Anonymous said...:

    fufufu... kira-kira siapa ya? apa ada something nanti antara Farren dan Gilang???

  1. Unknown said...:

    kerennn! kerenn!!! ide ceritanya keren, tlisannya rapih n bahasanya enak dibaca... tp 1 yg kurang!,,,, kurang panjang!!! hahahaha #plak

    lanjutnya yg cepet bisa ga~~~~~

  1. Budi Purnomo said...:

    Bayu 085799366661 cari teman yang umur 11-15 khusus cowox SMP se Indonesia slm 24 jam nonstop. Jakarta, Tambn Utara, Tanggerang Selatan, Depok, Serang, Tanggerang, Bekasi, Subang, Garut, Cianjur, Ciamis, Kudus, Jepara, Salatiga, Jogjakarta, Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Secang, Mertoyudan, Temanggung, Ungaran, Demak, Kendal, Indramayu, Magelang, Tulungagung, Surabaya, Blintar, Madiun, Ngawi, Ngajuk, Lamongan, Gresik, Tuban, Bojonegoro, Banjarnegara, Wonosobo, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Magetan, Trenggalek, Kediri, purwodadi, purworejo, Jepara, Jember, Malang, Pasuruan, Sampang, Madura, Pamekasan, Bali, Denpasar, Mataram, Kupang, Aceh, Medang, Palembang, Sukabumi, Lampung Pekanbaru, Batam, Jambi, Lubuk Linggau, Padang,Sawah Lunto, Bukti tinggi, Pemantang Siantar Medan Utara, Medan baru, Medan Selatan, Bengkulu, Banjarmasin, palakaraya, Pontianak, Samarinda, Palu, makassar, Manado,Ambon, Maluku Utara, Jaya pura, Biak, Papua Barat, Papua Timur, Muntilan, Banjarnegara,
    Facebook Twitter Google Skype Email
    Fantonius1@gmail.com

    By Gay Top SMP





Post a Comment