I'll Stand by You Part. 6

Thursday, December 6, 2012

I'll Stand by You 
Part 6: Me, and my mask
*** 

~Yuda's POV~

Suaranya yang indah kembali melantun di dalam pikiranku. Gak aku sangka, ternyata Ikhsan mempunyai bakat sebagai penyanyi yang handal! Aku benar-benar jatuh cinta dengan suaranya...

Tapi... Kenapa Ikhsan bisa betah ya sama gitaris itu? Uhm, siapa namanya? Al...hmm... Oh iya, Aldo! Kenapa dia jutek banget ya sama aku? Hah, gak taulah... Aku kan baru kenal sama dia, gak mungkin aku berbuat salah padanya. Well, hal itu sih gak terlalu aku pikirkan ya. Yang aku pikirkan sekarang cuman satu... Kenapa aku selalu mengingat sosok Ikhsan yang sedang menyanyi ya? Dari kemarin, bahkan sampai sekarang, aku terus mengingat moment itu.

Baru kali ini ada seseorang yang menyita pikiranku kecuali Yola. Tunggu sebentar, Ikhsan mampu mengalihkan pikiranku tentang Yola? Kenapa bisa? Nggak, ini normal-normal saja! Ya, ini wajar. Aku hanya mengagumi Ikhsan karena dia pintar menyanyi. Hanya itu saja...

"Ketuaaaa.....!!" tegur seseorang yang tengah berlari kearahku. Hah, si troublemaker muncul deh.

"Ketua! Ketua! Ketua! Denger-denger nanti ada murid pindahan ya? Dia dikelas mana? Kyaaaa jangan-jangan dia sekelas sama aku? Muridnya cowok kan? Gimana sih tampangnya? Terus, terus...." aku nggak tau apa yang diomongin sama bocah berisik ini. Ckck, pagi-pagi udah bikin ribut... Bikin bad mood aja.

Perempuan berisik ini namanya Adel, dia berasal dari kelas XI IPA 4. Sedangkan aku berasal dari XI IPA 1. Walaupun Adel ini berisik, tapi dia bisa menjaga rahasia terbesarku. Bisa dibilang dia salah satu sahabatku, dan dia juga merupakan wakil ketua osis, wakilku.

"Eh ya, tumben kamu gak ke parkiran mobil? Biasanya kamu selalu nyamperin Yola?" tanya Adel dengan suara cemprengnya. Aku terdiam sejenak... Oh iya ya, kenapa pagi ini aku gak nyamperin Yola ya? "Atau jangan-jangan udah ada penggantinya Yola? Cieee cieeee!"

Mukaku langsung memerah ketika mendengar kalimat Adel. Nggak! Nggak mungkin... Masa iya Ikhsan itu penggantinya Yola? Nggak, ini sebuah salah paham. Ini hanya kelengahanku saja!

"Tau ah! Aku mau ke kelas dulu ya, bye!" tanpa memperdulikan celotehnya Adel, aku langsung berlari menuju kelas dan menaruh tasku. Hah, gini deh yang gak punya temen sebangku... Gak ada temen ngobrolnya. Gak tau kenapa mereka semua menjaga jarak denganku. Karena apa? Karena aku ketua Osis? Karena aku berasal dari keluarga atas? Hei, aku masih manusia juga kan. Sama seperti mereka... Aku gak pernah habis mikir, kenapa mereka semua selalu memikirkan kata 'Gengsi'?

Ah, taulah. Yang penting sekarang adalah belajar. Kubuka tas ranselku dan mengambil buku paket dan buku tulis Fisika.

"Anak-anak, sebelum pelajaran dimulai... Bapak akan memperkenalkan murid baru ke kalian semua. Yak, silahkan masuk..." seisi kelas langsung terlihat heboh dan sangat antusias menerima murid baru itu. Jujur, aku juga penasaran sih. Kayak apa sih orangnya?

Tak lama, terlihatlah sesosok pemuda berparas tampan yang memasuki ruangan kelas XI IPA 1. Wait, sepertinya aku kenal dia... D-dia kan....!?

"Pagi, nama saya Aldo Widiansyah. Panggil saja saya Aldo, saya pindahan dari SMA X kota surabaya. Sebelumnya saya pernah tinggal disini waktu kecil. Oke, itu aja... Salam kenal semuanya!" udah kuduga... Dia Aldo! Ta-tapi kenapa sifatnya berubah 180 derajat ya? Perasaan kemarin dia orangnya jutek.

"Oke, Aldo... Kamu duduk disebelahnya Yuda ya. Kebetulan dia adalah ketua Osis disekolah ini, jadi kamu bisa sekalian tanya-tanya sama dia kalau kamu masih bingung sama tempat-tempat sekolah ini..." setelah mendengar perintah dari pak guru, Aldo berjalan sambil tetap tersenyum sampai akhirnya ia duduk disampingku.

"Haaaah, kenapa harus duduk sama lo ya? Gue kurang beruntung nih..." ujarnya dengan suara yang pelan tapi menusuk. Gila, orang ini bener-bener dendam sama gue... Emang salah apa sih gue?

Jam demi jam kulewatkan dengan perasaan canggung. Selama ini aku memang pengen mendapatkan teman sebangku, tapi gak gini juga kali... Ini mah lebih parah dari duduk sendirian!

"Woi, kelasnya Ikhsan dimana?" tanya Aldo dengan juteknya.

"Di IPA 4, beda 3 kelas dari sini. Lu ke kiri ya arahnya..." tanpa mengucapkan terima kasih, Aldo langsung beranjak dari tempat duduknya dan keluar kelas. Ckckck, kenapa sih semua orang pada benci sama aku? Padahal aku nggak ngelakuin kesalahan apa-apa sama mereka.

Hari ini tak jauh beda dengan hari-hari sebelumnya. Istirahat sendirian di kelas, pulangpun juga sendirian. Tapi seperti biasa, dari pulang sekolah... Aku nggak langsung pulang kerumah. Pertama, aku sengaja berada diruangan Osis sampai jam setengah tujuh malam. Setelah itu aku pergi kesuatu tempat.... Suatu tempat yang sangat terkenal dengan kabar buruknya. Sebuah tempat dimana aku bisa menjadi diriku sendiri, dan melakukan apapun yang aku suka tanpa ada kata larangan. Bisa dibilang, tempat ini adalah tempatku untuk melampiaskan hidupku.

"Woi, semua! Liat nih, brother kita udah dateng! Yuk ah, cabut sekarang!" aku tersenyum ketika mereka menyambutku dengan semangat. Yep, hanya disini aku bisa mendapatkan teman.

Tanpa embel-embel ketua Osis, nama keluarga, maupun sekolah. Inilah aku, seorang Yuda. Hanya Yuda saja. Aku tak membawa nama sekolah, keluarga, dan juga statusku. Dengan begini, mereka akan menganggapku sebagai manusia biasa.

"Rokok?" tawar salah satu temanku yang berambut coklat. Akupun menerima pemberian rokoknya. Sedangkan teman-temanku yang lainnya sedang menikmati minuman keras. Bahkan ada yang sampai mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Hanya di wilayah ini aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Hanya disini aku bisa merasakan kebebasan! Inilah kehidupan yang aku mau...

BRUGH!

Ugh, sial! Apa-apaan sih tadi!? Bisa-bisanya ada orang yang berani menabrakku!

"Ooouw, sakit banget!" lirihku yang sengaja dilebih-lebihkan.

"Wah, parah tuh. Heh, bocah! Bayar uang kerugiannya nih!" temanku juga ikut-ikutan mengompori orang yang menabrakku tadi.

"Ma-maaf!! Aku nggak sengaja... Maafkan aku!" suara ini... Jangan bilang...!? Dengan cepat aku langsung membuka topiku agar bisa lebih jelas melihat wajah lelaki itu. Dia...

"Yu...Yuda....?" gumam lelaki itu setengah tak percaya ketika ia melihatku. Gawat... Kenapa Ikhsan bisa berada di wilayah seperti ini!? Ini kan daerah berbahaya!

"Guys, kalian jalan duluan aja. Gue ada urusan sama dia," meskipun mereka awalnya menolak perintahku, tapi akhirnya mereka mau jalan duluan dan meninggalkanku dengan Ikhsan.

"Hai, selamat malam, Ikhsan!" sapaku dengan nada yang ramah seperti biasanya. Ikhsan masih menatapku dengan tatapan takut, sekaligus bingung.

"Yuda, kenapa kamu seperti ini? Kenapa kamu bergaul sama anak-anak seperti mereka!? Dan lihat... Apa-apaan ini!? Kenapa kamu merokok!?" Ikhsan langsung mengambil rokokku dan membuangnya dijalanan, sekaligus diinjaknya. "Kenapa kamu jadi beda sekali?" tanya Ikhsan dengan nada khawatir. Aku hanya bisa tersenyum kecut mendengarnya.

"Ada masalah?" tanyaku ke Ikhsan.

"Yuda, kumohon... Jadilah Yuda yang seperti biasanya! Kalau kamu ada masalah, cerita aja ke aku. Siapa tau aku bisa bantu! Please, jangan kayak gini Yud..."

"Hahaha! Kamu ini lucu ya. Gak nyangka kalau kamu segitu polosnya..." Ikhsan terdiam ketika mendengar aku tertawa. "Dengar ya, Ikhsan. Justru inilah aku yang sebenarnya... Aku yang disekolah hanyalah topeng! Camkan itu baik-baik. Lebih baik sekarang kamu pulang sebelum bahaya dateng ke kamu... Disini rawan lho,"

Ikhsan masih tetap terdiam dan terus memandangiku. Karena gerah ditatap seperti itu, akupun langsung memunggunginya dan mulai melangkah meninggalkannya.

"Aku nggak akan pulang... Sebelum Yuda pulang!" gubragh! Ternyata Ikhsan itu orangnya keras kepala ya! Padahal sudah ku kasih tau kalau tempat ini adalah daerah yang rawan akan kejahatan! "Pokoknya aku bakal ngikutin Yuda terus!" ancamnya yang sambil berlari kecil kearahku. Sial, kalau udah begini sih... Mau gak mau aku harus mengalah.

"Baiklah, kita pulang. Tapi ikut aku ke club sebentar, soalnya baju seragam aku ditinggal disana."

Aku dan Ikhsan segera mengunjungi club yang aku sebut tadi. Sesampainya di depan club, kami disambut oleh wanita cantik yang tak lain adalah sang pemilik club.

3 comments:

  1. Anonymous said...:

    Ada lanjutannya kaga nih ya??

  1. putra said...:

    Yaab nggak ada lanjutan nyesel udah baca kan jadi penasaran

  1. Unknown said...:

    Mupeng gw di buatnya klo ga lanjut .....hallo adminnnn

Post a Comment