I'll Stand by You Part. 3

Monday, October 22, 2012

I'll Stand by You 
Part 3: Me, and my job
*** 

~Ikhsan's POV~

Pukul sudah menunjukkan pukul delapan malam. Aku sudah mempersiapkan diriku di belakang panggung tempatku menari nanti. Akupun sudah memakai baju yang sudah disiapkan untuk pertunjukkan nanti. Biasanya kami mulai menari pada jam 9 malam, tapi entah kenapa hari ini waktunya dipercepat. Para pengunjung dihari ini pun di dominasi oleh kaum lelaki. Apa club ini tidak terlalu terkenal di kalangan perempuan ya? Entahlah. Para dancer juga semuanya dilakukan oleh laki-laki. Padahal biasanya ada yang perempuan juga.


Begitu host mempersilahkan kami untuk maju keatas panggung, kamipun mulai beraksi dengan penuh semangat. Kami terus menari diiringi oleh iringan musik DJ. Dan para penonton juga tak mau kalah dengan kami, mereka juga mengekspressikan diri mereka dengan menari bersama kami. Heran, kenapa mereka semua semangat sekali ya? Padahal kan yang menari saat ini semuanya lelaki, gak ada perempuan sama sekali.


Semakin malamnya hari, semakin panas juga suasana di club ini. Tepat pukul setengah sepuluh, munculah seorang Pria diantara kami yang memakai pakaian aneh.


Oh, aku ingat! Dia adalah DragKing. Aksinya selalu dinanti-nantikan oleh para pengunjung club ini. Bisa dibilang kalau dia adalah Icon dari club ini. Aku tak bisa melihat aksinya dengan jelas, karena banyak sekali penonton yang mengerubunginya. Ah, sudahlah. Aku tak mau melihatnya... Tugasku disini hanya menari. Ya, hanya itu.


Akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Waktunya para dancer kembali ke belakang panggung.


"Hei, ngapain bengong mulu?" tegur seorang lelaki dari belakangku. Ah, ternyata yang menegurku tadi adalah Fendy! Dia adalah salah satu dancer juga, umurnya lebih tua setahun dariku. Aku cuma tersenyum sesaat mendengar pertanyaan.


"Eh ya, San. Gue boleh minta tolong gak?" pinta lelaki berambut coklat itu.


"Apa?" tanyaku.


"Gini, gue hari ini diajakin jalan sama salah satu customer kita. Tapi sekarang gue gak bisa, San. Lu mau gak gantiin gue? Please?" tanya Fendy sembari menatapku dengan tatapan memelas.


"Hah? Memangnya siapa?" tanyaku lagi.


"Itu tuh orangnya..." Fendy menunjukkan seorang Pria berjaz hitam yang tengah duduk seorang diri di sebuah sudut yang agak gelap. Eh? Kenapa dia mengajak Fendy ya? Apa dia butuh temen curhat? "Kalau lu mau jalan sama dia, nanti aku bilangin ke orangnya! Dia pasti seneng kok jalan sama lo, oke?" aku terdiam mendengar pertanyaannya. Bukannya aku gak mau nemenin sih, tapi sekarang sudah jam 11. Walaupun besok hari minggu, tapi aku mesti nengok ibuku di rumah sakit. Gimana ya?


"Lumayan, tolol! Dia tuh eksmud, pasti dia bakal ngebeliin apa aja yang lu suka! Bagus kan?" aku masih tetap terdiam. Aduh, gimana ya? Aku bingung....


"Udah deh, pokoknya gini. Sekarang lo samperin dia ya? Lo harus temenin pria itu jalan kemana aja. Lagian gue udah terlanjur bilang kalau lu bakal gantiin dia, udah ya! Gue cabut dulu, temen gue dah nunggu di depan!" Fendy langsung pergi meninggalkanku dan berlari menuju teman lelakinya. Pengen banget aku ngejar Fendy, tapi... Dia uudah masuk mobil temannya. Hah, gimana nih? Aku bingung banget!


Tapi kalau dipikir-pikir... Sepertinya gak ada salahnya kalau aku jalan bersama Pria itu. Dia kan lagi butuh temen, siapa tau aku bisa memberikannya nasehat? Kata Fendy dia juga bakal memberikanku apapun yang aku suka. Wah, mimpi apa ya aku semalam? Bisa dapet rejeki nomplok seperti ini, hehe.


Akupun langsung pergi menuju tempat Pria itu duduk.


"Pe-permisi... Anda memanggil saya?" tanyaku dengan kaku. Argh! Gimana sih? Seharusnya aku bersikap ramah di depan hadapan pengunjung. Pria itu menolehkan wajahnya dan menatapku, dan bibirnya yang tadi cemberut mulai mengembang. Wajahnya yang tampan semakin tampan ketika ia tersenyum. Siapa sangka? Ternyata pemuda sukses dan tampan seperti dia masih mempunyai masalah, sampai dia membutuhkan teman curhat.


"Ah iya, nama kamu... Ikhsan ya? Temannya Fendy?" tanya Pria itu sembari mempersilahkan aku duduk. Akupun duduk disampingnya dan mengangguk kecil menjawab pertanyaannya.


"Jadi gimana? Kamu bisa ikut jalan denganku?" waduh, to the point banget! Gimana ya? Aku masih ragu dengan keputusanku ini, tapi... "Anggap aja malam ini adalah malam yang khusus untukmu. Aku bakal membelikan apapun yang kamu suka, asal kamu temenin aku. Kamu mau kan? Aku kesepian... Aku butuh teman," bisik Pria itu ditelingaku. Tangan kanannya yang tadi memegang gelas berisikan wine, kini tengah bergerak menuju bahu sebelah kiriku, dia merangkulnya.


"Saya......"


"Ehem, maaf menganggu. Tapi, bisakah saya meminjam lelaki ini sebentar?" belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku. Ada seorang Pria yang memotong kalimatku dan memegang tanganku sampai aku berdiri. "Mohon maaf, lelaki ini tidak bisa menemani anda. Sebagai gantinya, saya akan menggantinya dengan lelaki yang lain." pria yang tadi mengajakku jalan akhirnya bisa mengerti dan menerima tawaran mas Heru, dia adalah manager dari agensi kami.


Sesampainya dibelakang panggung, mas Hery mengeriutkan keningnya dan menatapku dengan tatapan kesal. "Lain kali kamu gak boleh kayak gini lagi, San. Ngapain kamu sama orang tadi, hah?" aku hanya terdiam mendengar teguran dari Mas Heru.


"Mas sudah berapa kali kasih tau kamu? Jangan pernah kamu mau buat diajak pergi sama orang yang gak kamu kenal! Lagian ini sudah malam, San! Kamu sendiri yang janji sama Mas kalau kamu gak mau macem-macem dan ikut terjerumus dalam dunia hiburan kan?" ujarnya dengan tegas.


"Tapi Mas, dia cuman butuh temen... Makanya aku..." Mas Heru menatapku dengan bingung.


"Teman? Kamu gak tau apa arti 'Teman' dalam dunia hiburan, San. Mas sudah bilang, pokoknya kamu harus janji gak akan menerima ajakan siapapun! Kamu ini udah Mas anggap sebagai adik Mas, Mas gak mau kamu kenapa-kenapa dan terjerumus dalam dunia hiburan ini..." ucap Pria itu sembari memelukku. Aku gak tau kenapa Mas Heru begitu khawatirnya denganku, padahal aku hanya diajak jalan saja. Lagipula sepertinya Pria tadi adalah Pria yang baik-baik kok, dia hanya butuh teman saja.


"Udah jam setengah 12, Mas anterin pulang sekarang ya?" akupun mengangguk dan mengekor dibelakangnya Mas Heru menuju parkiran mobil.


Hah, hari ini benar-benar aneh. Club yang aneh, show yang aneh, para pengunjung yang aneh, kelakuan Mas Heru yang aneh, semuanya aneh. Selama setahun aku menjalani pekerjaanku ini, baru sekarang aku menemukan hal baru di dalam dunia hiburan.


"Istirahat yang cukup ya, San. Good night!" ucap Pria itu sebelum aku turun dari mobil sedannya.


"Good night juga, Mas," salamku balik. Dan tak lama aku turun, Mas Heru kembali meluncur di aspal jalanan.


Akupun melangkah memasuki halaman rumahku. Dan langkahku terhenti ketika aku melihat seseorang yang tengah berada di teras rumahku. Jantungku serasa mau copot melihat sosok lelaki itu.


"Ichan... Kemana aja kamu?"


Aldo... Kenapa ditengah malam seperti ini dia ada dirumahku!?

5 comments:

  1. Anonymous said...:

    Cerita yg bgs, kpn ya dilanjutinnya?

  1. Unknown said...:

    lanjutannya mana???

  1. callmespica said...:

    Udah ada lanjutannya kok ^^ di cek yaaa~ makasih ^^

  1. Anonymous said...:

    Dimana ay lanjutannya?aku gk nemu?
    Btw bagusss loh cerita nya.



  1. Hai sobat Gay & Bisex indonesia...

    Salam untuk anda pecinta Travelling.
    ayok... kita jalan" bareng bersama teman komunitas,
    kumpul bareng, happy bareng,
    ketawa bareng pastinya...

    Bagi yg Jomblo???
    siapa tau...
    moment ini bisa mempertemukanmu dg seseorang
    yg diharapkan...
    ambil hikmah positif untuk bisa mengenal mereka.

    Buka mata untuk melihat dunia lebih luas.
    refresh pikiran oleh aktivitas keseharian.
    saling mengenal 1 dg yg lainnya.

    ikuti Update acara kami,
    Salam Wisata Indonesia, With Guys
    Admin Contact :
    +6281949484385
    BBM : 24c54a02
    weChat : gaybelitong
    email : palatmerah@gmail.com


    www.facebook.com/wisatagay


    twitter.com/Liburangay


Post a Comment