Back to December

Thursday, July 12, 2012
BACK TO DECEMBER
by: callmespica
____________________________________________

I'm so glad you made time to see me
How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while
Aku sangat senang kau mau luangkan waktu untuk menemuiku
Bagaimana kabarmu? Katakan, bagaimana kabar keluargamu?
Sudah cukup lama aku tak bertemu mereka


Tanpa kabar apapun, kau datang menemuiku di Apartemen. Kupandangi dirimu dari ujung rambut sampai ujung kaki, hanya untuk menganalisa... Apakah ini benar-benar dirimu? Namun keraguanku sirna ketika aku mendengar suaramu. Ternyata walaupun penampilanmu berubah, tapi suaramu tetap sama ya... Padahal sudah tiga tahun berlalu.

"Hai..." sapamu dengan datar.

"Hei... Wow, Vian. Ini benar-benar kamu?" tanyaku untuk meyakinkan diriku sendiri. Lelaki bernama Vian itu hanya menganggukkan kepalanya sesaat. Aku pun mempersilahkannya untuk masuk ke dalam appartemenku.

"Silahkan duduk! Bagaimana kabarmu dan orangtua mu? Sudah lama aku tak bertemu dengan mereka..." ujarku sambil menyelingi tawa kecil diakhir kalimat.

"Kabarku baik. Tapi aku gak tau kabar orangtuaku, yang jelas sih masih suka berantem," jawab Vian dengan suara datarnya. Ah iya, aku lupa... Tidak seharusnya aku bertanya soal keluarganya. Karena Vian berasal dari keluarga broken home.
You've been good, busier than ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why
Kabarmu baik, lebih sibuk dari dahulu
Kita berbincang, (tentang) pekerjaan dan cuaca
Kau tampak hati-hati, dan aku tahu sebabnya


Kami pun berbincang tentang kesibukan kami masing-masing selama tiga tahun ini. Aku bercerita kalau aku bekerja disalah satu perusahaan sebagai Chief Editor. Memang sih... Pekerjaanku tak sebanding dengan profesi Vian yang sekarang.

Vian sekarang sudah terkenal di negara asal kami, yaitu Indonesia. Dia sudah menjadi artis multitalent yang paling banyak digemari oleh remaja-remaja Indonesia, bahkan karirnya sudah melonjak menjadi artis go International. Aku tak pernah menyangka bahwa pada diri Vian terpendam sebuah talent yang menjadikannya seorang Entertainer dalam dunia hiburan. Padahal dulu, Vian adalah seorang lelaki yang sangat pemalu dan juga pendiam. Parahnya, Vian juga merupakan orang yang antisosial.

"Lucu ya kalau membandingkan kamu yang dulu dengan kamu yang sekarang. Dulu kan rambutmu gak seperti ini, harusnya kayak gini nih..." selagi aku mau menyentuh rambut hitamnya, tiba-tiba saja tanganku ditepis kencang olehnya. Seperti orang yang ketakutan.

"Maaf, tapi tolong jangan sentuh aku..." ujarnya pelan sambil memalingkan wajahnya. Ah... Aku mengerti. Aku tahu sebabnya kenapa ia menjadi seperti ini.

Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die
Karna terakhir kali kau melihatku
Masih berkobar di dalam pikiranmu
Kau beri aku mawar, dan kubiarkan semuanya layu


Tiga tahun yang lalu... Tepatnya selama kami kuliah di Boston University, disanalah aku pertama kali bertemu dengan Vian. Aku mendekati Vian karena hanya Vian lah yang berasal dari Indonesia juga, mungkin saja kita bisa menjadi sahabat.

Awalnya aku memang berpikir seperti itu. Tetapi setelah sekian lama aku berusaha mendekatinya, ternyata lambat laun akupun mempunyai perasaan aneh ketika aku mengamati wajahnya. Perasaan yang biasanya aku tujukan kepada seorang wanita, bukan lelaki.

Usahaku pun berbuah manis. Aku berhasil mendekatinya. Aku berhasil membuatnya yakin kalau aku adalah satu-satunya orang yang selalu ada untuknya. Tanpa pikir panjang, akupun menyatakan perasaanku padamu... Dan ia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku.

Aku pikir kisah kita akan berjalan dengan manis layaknya sebuah coklat. Namun sayang... Kisah ini tak seperti yang aku bayangkan.

So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
Dan kini kutelan ludahku sendiri
Berdiri di depanmu, minta maaf untuk malam itu
Dan kukenang kembali bulan Desember ketika itu

It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time
Ternyata kebebasan tiada artinya jika merindukanmu
Berharap kusadari yang kunikmati saat kau bersamaku
Kukenang kembali bulan Desember, menoleh dan meluruskan semuanya
Kukenang kembali bulan Desember ketika itu

Dan akupun menyesali perbuatanku dulu... Malam itu, dimana aku telah membuatmu menangis. Dimana aku telah membuatmu kecewa padaku. Dimana aku telah meninggalkanmu sendirian... Untuk selamanya.

Malam pada bulan Desember yang tak pernah kulupakan, menyesali akan perbuatanku sendiri. Karena semenjak hari itu... Kau tak pernah menemuiku lagi.
These days, I haven't been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn't call
Akhir-akhir ini, aku tak bisa tidur
Terjaga, membayangkan kepergianku
Di hari ulang tahunmu, dan aku tak menghubungimu
 
Vian... Seandainya saja ia tahu kalau aku sangat menyesal karena telah meninggalkannya. Itu adalah kesalahan terbesarku. Seandainya saja ia tahu kalau akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur dengan tenang... Kenapa? Karena aku selalu dibayang-bayangi oleh masa lalu, membayangkan ketika aku meninggalkannya sendirian dan membuatnya rapuh. Dan pada saat hari ulangtahunnya, aku pun sama sekali tidak menghubunginya.
Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall
Lalu terpikirku tentang musim panas, saat-saat yang indah
Kulihat kau tertawa di bangku penumpang
Dan kusadari aku mencintaimu di musim gugur

And then the cold came, the dark days
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
Dan lalu musim dingin datang, hari-hari gelap
Saat rasa takut merasuk pikiranku
Tlah kau berikan seluruh cintamu, dan kubalas dengan meninggalkanmu

Lalu aku kembali mengingat kenangan disaat aku dekat dengannya, tepatnya pada musim panas. Dimana hari-hari pada musim panas adalah hari-hari yang sangat indah bagi kami. Ketika kami memasuki bus menuju ke kampus... Masih kuingat dengan jelas disaat ia tertawa mendengar leluconku dalam sepanjang perjalanan yang mungkin tak lucu sama sekali.

Lalu akupun sadar bahwa aku mencintainya... Pada musim gugur. Kunyatakan perasaanku dengan memberikan sebuah cincin pertama, pertanda bahwa dia adalah satu-satunya orang yang sangat aku cintai. Kau pun memakai cincin itu dengan tersipu malu. Sungguh hari-hari yang sangat indah untuk dikenang....

Lalu, musim dingin pun datang. Disinilah hari-hari gelap kami dimulai. Ketika rasa takut itu merasuki diriku... Akupun tak tahu, aku harus memilih jalan yang mana? Aku sadar kalau perasaanku pada Vian sangat tidak wajar. Sangat sadar. Aku tahu suatu saat hubungan ini akan diketahui oleh banyak orang, dan semua orang akan menatapku dengan tatapan yang... Argh, can't explain it with my words. Akupun yakin bahwa aku juga akan diasingkan oleh keluargaku kalau mereka tahu bahwa aku berhubungan dengan seorang lelaki. Maka dari itu, aku sengaja berpacaran dengan seorang perempuan untuk menghilangkan perasaanku pada Vian. Hari demi hari, akupun menghindari Vian secara perlahan...

Dan pada malam Desember itu... ketika aku tahu bahwa Vian benar-benar menyerahkan semua cintanya padaku, yang aku berikan adalah sebuah selamat tinggal. Bukan berarti aku tidak mencintainya... Aku... Aku hanya takut mencintainya lebih dalam lagi.
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
Dan kini kutelan ludahku sendiri
Berdiri di depanmu, minta maaf untuk malam itu
Dan kukenang kembali bulan Desember ketika itu

It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time
Ternyata kebebasan tiada artinya jika merindukanmu
Berharap kusadari yang kunikmati saat kau bersamaku
Kukenang kembali bulan Desember, menoleh dan meluruskan semuanya
Kukenang kembali bulan Desember ketika itu
  
"Oh ya, aku gak bisa lama-lama disini... Aku cuman mau ngembaliin ini ke kamu," ucap Vian yang sukses membuyarkan pikiranku. Lelaki berkulit tan itu menyerahkan sebuah kotak berwarna merah yang sangat familiar dimataku. "aku sudah tidak membutuhkannya lagi, jadi aku kembalikan saja padamu." lanjutnya dengan nada yang dingin.

Dengan perlahan akupun membuka kotak merah kecil berbentuk mawar yang baru saja ia kasih. Dan setelah kulihat isinya... Ternyata benar. Isinya adalah sebuah cincin. Cincin permata yang dulu pernah kuberikan untuknya....

"Kenapa....?" hanya kalimat itu yang bisa kukeluarkan dari bibirku.

"Kenapa?" tanya Vian sambil mengeriutkan kedua alisnya. "Sudah jelas kan? Bahwa aku sudah bukan satu-satunya orang yang kau cintai..."

Kulebarkan kedua mataku ketika mendengar kalimat yang diucapkannya. Tidak. Dia tidak benar.

"Tidak... Kamu salah sangka, Vian! Aku... Aku masih mencintaimu! Aku minta maaf atas kejadian waktu malam itu... Bukan berarti aku tidak mencintaimu! Aku bisa jelaskan semuanya padamu, saat ini juga!"

Biar saja... Biar saja aku menjatuhkan harga diriku. Biar saja aku memohon minta maaf seperti ini dihadapannya. Asalkan aku bisa meluruskan segalanya... Tak masalah bagiku untuk memohon seperti ini.

I miss your tan skin, your sweet smile
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
Aku rindu kulit sawo matangmu, senyum manismu
Begitu indah bagiku, begitu indah
Dan bagaimana kau dekap aku di malam bulan September itu
Pertama kali kau lihat aku menangis

Asalkan kau tahu saja, Vian. Tiga tahun lamanya aku sangat merindukanmu. Aku sangat merindukan kulit tan mu, dan juga sangat merindukan senyum manismu... Semuanya, aku sangat merindukan semuanya yang ada pada dalam dirimu. Semuanya begitu indah, sangat indah bagiku. Dan masih bisa kurasakan dekapan hangatmu di malam September itu, dimana pertama kalinya kau melihatku menangis.

Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I'd love you right
Ini mungkin hanya harapan
Mungkin sekedar mimpi
Namun jika kita saling mencintai lagi, aku bersumpah akan mencintaimu seperti seharusnya
 
Aku tahu... Aku tahu kalau mungkin ini hanyalah sebuah khayalan, atau mungkin hanya sekedar mimpi. Namun jika kamu mencintaiku lagi, jika kamu mau menerimaku lagi... Aku bersumpah, benar-benar bersumpah... Akan benar-benar mencintaimu, untuk selamanya. Layaknya seorang suami pada istrinya. Aku benar-benar sudah tak memikirkan bagaimana orang-orang menganggap cinta kami. Yang aku pikirkan hanyalah kau, Vian...

Seandainya saja aku bisa membalikkan waktu dan kembali ke masa lalu untuk mengubah semua takdir yang ada... Sayangnya, aku tidak bisa. Jadi, aku mengerti... Aku sangat mengerti kalau rantai-rantai itu telah ada dalam pintu hatimu. Dan aku sadar, aku tak akan bisa menembusnya.

"Maaf, tapi semuanya sudah terlambat. Aku pamit."

Aku terdiam mendengar kata-katanya. Masih mengamati punggungnya yang kian lama berlalu dari pintu appartemenku. setelah beberapa detik ia menghilang dari hadapanku, akupun berdiri menuju pintu. Dan melihatnya yang sudah jauh berjalan menuju tangga.

"Vian....!" panggilku dengan suara yang lantang. Lelaki berwajah manis itupun menghentikan langkahnya, tanpa membalikkan badannya. "Asalkan kau tahu saja, aku tidak akan menyerah! Ingat itu!!"

Vian masih tak mau menatapku, namun dalam beberapa detik ia terdiam... Dan tak lama melanjutkan langkahnya, menuruni tangga. Akupun kembali memasuki Appartemenku sambil tersenyum.

Mungkin kita memang tak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa merubah masa depan. Ya, itu pasti.



3 comments:

  1. Unknown said...:

    Kok gantung sich critanya T.T

  1. Unknown said...:

    ide ceritanya bagus di balut dengan lirik lagu.simpel juga ceritanya. tapi alurnya masih buat bingung,hehehhee.

    www.entongmuach.blogspot.com

Post a Comment